Asteroid, batu luar angkasa berukuran besar telah masuk ke Bumi dan
menciptakan kawah besar di wilayah Australia bagian selatan. Peneliti
dari Australian National University (ANU) and University of Queensland
meyakini bahwa asteroid ini adalah ketiga terbesar yang pernah
ditemukan.
Dilansir Redorbit, Senin (18/2/2013), menurut kabar, zona dampak terpusat di wilayah East Warburton Basin, yang merupakan bagian dari Australia selatan. Dampak tumbukkan asteroid ini menimbulkan kawah dengan ukuran lebar lebih dari 20 kilometer.
Asteroid ini diyakini pernah menghantam Bumi sekira 360 juta sampai 298 juta tahun lalu. Peneliti melaporkan temuannya dalam jurnal Tectonophysics.
Peneliti Andrew Glikson mengatakan, zona dampak telah terkubur di kedalaman lebih dari dua mil. "(Dampak) ini sangat signifikan karena (asteroid) ini sangat besar," ungkapnya.
Ia mengatakan, asteroid ini merupakan asteroid ketiga terbesar yang pernah mendarat di Bumi. "Ini tampaknya menjadi bagian dari kelompok tertentu yang dikaitkan dengan peristiwa kepunahan massal pada waktu itu," jelasnya.
Glikson dan rekannya, John Fitzgerald dan Erdinc Saygin dari ANU Planetary Science Institute mempelajari butir kuarsa yang telah diambil dari lebih dari 200 sampel. Mereka juga mencari anomali seismik yang letaknya jauh di bawah permukaan Bumi.
Dilansir Redorbit, Senin (18/2/2013), menurut kabar, zona dampak terpusat di wilayah East Warburton Basin, yang merupakan bagian dari Australia selatan. Dampak tumbukkan asteroid ini menimbulkan kawah dengan ukuran lebar lebih dari 20 kilometer.
Asteroid ini diyakini pernah menghantam Bumi sekira 360 juta sampai 298 juta tahun lalu. Peneliti melaporkan temuannya dalam jurnal Tectonophysics.
Peneliti Andrew Glikson mengatakan, zona dampak telah terkubur di kedalaman lebih dari dua mil. "(Dampak) ini sangat signifikan karena (asteroid) ini sangat besar," ungkapnya.
Ia mengatakan, asteroid ini merupakan asteroid ketiga terbesar yang pernah mendarat di Bumi. "Ini tampaknya menjadi bagian dari kelompok tertentu yang dikaitkan dengan peristiwa kepunahan massal pada waktu itu," jelasnya.
Glikson dan rekannya, John Fitzgerald dan Erdinc Saygin dari ANU Planetary Science Institute mempelajari butir kuarsa yang telah diambil dari lebih dari 200 sampel. Mereka juga mencari anomali seismik yang letaknya jauh di bawah permukaan Bumi.
0 komentar:
Posting Komentar