Astronom selama dua dekade terakhir telah menemukan ratusan planet baru
di yang mengorbit bintang. Planet asing yang mengorbit ini dinamakan
exoplanet, yang hingga kini masih menjadi misteri bagi para ilmuwan.
Dilansir Spacedaily, Rabu (6/2/2013), salah satu jenis exoplanet ini ialah super-Bumi yang diyakini memiliki proporsi tinggi terkait kandungan batuan. Penelitian baru yang dipimpin Helmut Lammer of the Space Research Institute (IWF) dari Austrian Academy of Sciences menyarankan bahwa planet ini sesungguhnya dikelilingi oleh unsur yang kaya akan hidrogen.
Tampaknya, ketimbang dikatakan super-Bumi, planet asing ini lebih mirip mini-Neptunus. Super-Bumi mengikuti jalur evolusi yang berbeda dari planet yang ditemukan di sistem Tata Surya.
Ilmuwan masih meneliti apakah planet asing ini bisa berevolusi menjadi planet utuh seperti planet terestrial, yakni Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Untuk menjawab misteri ini, Helmut Lammer dan timnya melihat pada dampak radiasi di atas atmosfer super-Bumi yang mengorbit bintang Kepler-11, Gliese 1214 serta 55 Cancri.
Kelompok planet ini beberapa kali lipat lebih masif dan lebih besar ketimbang Bumi. Ilmuwan menemukan bahwa massa planet dengan ukurannya menunjukkan bahwa terdapat inti padat yang dikelilingi oleh hidrogen atau atmosfer yang kaya akan hidrogen.
Ketimbang menjadi lebih mirip Bumi, planet asing ini lebih mirip Neptunus bersama dengan Uranus. Apabila dugaan ilmuwan ini benar, maka super-Bumi akan keluar dari bintang bintang mereka di zona layak huni (habitable zone).
Zona tersebut merupakan area di mana temperatur bisa mendukung munculnya air. Jika ini terjadi, kemungkinan planet asing tersebut berpotensi untuk dapat dihuni di masa depan.
Dilansir Spacedaily, Rabu (6/2/2013), salah satu jenis exoplanet ini ialah super-Bumi yang diyakini memiliki proporsi tinggi terkait kandungan batuan. Penelitian baru yang dipimpin Helmut Lammer of the Space Research Institute (IWF) dari Austrian Academy of Sciences menyarankan bahwa planet ini sesungguhnya dikelilingi oleh unsur yang kaya akan hidrogen.
Tampaknya, ketimbang dikatakan super-Bumi, planet asing ini lebih mirip mini-Neptunus. Super-Bumi mengikuti jalur evolusi yang berbeda dari planet yang ditemukan di sistem Tata Surya.
Ilmuwan masih meneliti apakah planet asing ini bisa berevolusi menjadi planet utuh seperti planet terestrial, yakni Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Untuk menjawab misteri ini, Helmut Lammer dan timnya melihat pada dampak radiasi di atas atmosfer super-Bumi yang mengorbit bintang Kepler-11, Gliese 1214 serta 55 Cancri.
Kelompok planet ini beberapa kali lipat lebih masif dan lebih besar ketimbang Bumi. Ilmuwan menemukan bahwa massa planet dengan ukurannya menunjukkan bahwa terdapat inti padat yang dikelilingi oleh hidrogen atau atmosfer yang kaya akan hidrogen.
Ketimbang menjadi lebih mirip Bumi, planet asing ini lebih mirip Neptunus bersama dengan Uranus. Apabila dugaan ilmuwan ini benar, maka super-Bumi akan keluar dari bintang bintang mereka di zona layak huni (habitable zone).
Zona tersebut merupakan area di mana temperatur bisa mendukung munculnya air. Jika ini terjadi, kemungkinan planet asing tersebut berpotensi untuk dapat dihuni di masa depan.
0 komentar:
Posting Komentar